100 Tahun Setelah Aku Mati ( Bagian 26 Jangan Terulang Kembali )



Ujian nasional yang ditunggu2 seluruh umat SLTA di indonesia sudah terlewati,
ujian negara itu seolah menjadi momok bagi kami anak kelas 3, bagaimana tidak ujian nasional pada jaman saya menjadi tolok ukur kelulusan.
tak terkecuali dengan saya, saya semakin terbebani dengan harus memiliki nilai diatas rata-rata untuk mendapat beasiswa itu, selain itu syarat sah utamanya saya harus menjadi juara umum.
benar2 menjadi beban, karena SMA saya merupakan sekolah favorit di jogja, artinya pesaing saya untuk mendapat gelar juara umum dalam 1 angkatan akan sangat sulit.
saya hanya berharap dan berdoa, semoga Tuhan memudahkan jallanku, saya sudah berusaha. saya yakin Tuhan tidak akan meningkari firman man jadda wa jadda -Nya.
.

hari itu adalah jumat siang, selepas shalat jumat saya dirumah, menyiapkan persyaratan administrasi yang ssangaatttt buanyak untuk calon beasiswaku..
"kalo sampe gak keterima rugi banyak kamu zal, syaratnya aja ngabisin duit 3 bulan gaji" gumamku bicara sendiri.
saya membendel tumpukan dokumen itu. insyallah jika saya lolos persyaratan administrasinya udah komplit.
saya menyalakan televisi.. dan menonton tayangan ulang salah satu ajang pencarian bakat menyanyi di tv.
bosan...
itu yang saya rasakan, sekarang saya sudah resmi menjadi pengangguran. tadi pagi adalah hari terakhirku di tempat kerja, saya resign karena banyaknya persyaratan dan persiapan setelah ujian nasional ini. saya meinggalkan karyawan lain yang kerja disana, kenangan 2 tahunan bekerja disana membuat saya punya ikatan dengan pegawai2 disana..
hari ini juga libur, karena untuk saya memang tidak ada yang bisa dilakukan di sekolah,
risa juga masih sekolah,, jadi pekerjaan saya dirumah hanya menganggur saja.
saya memainkan hanphone nokia 6600 saya, tampak dilayar hp menunjukan 1 pesan dari risa..
"mas, persiapan administrasinya selesai belum?, kalo belum nanti aku bantu ya. abis sekolah aku mampir"
saya tersenyum, anak ini benar2 sangat perhatian, tanpa diminta risa selalu tau kapan harus ada disisiku.
"udah selesai nduk. tp kamu bsa bantu nemenin aku nanti"
send....
saya kembali bengong, risa pasti sedang pelajaran, tak mungkin dia membalas smsku.
siang hari itu sangat panas saya rasakan, saya menyalakan kipas angin yang ada di dekat tv.
"huaaahhhh.. jadi pengangguran sebentar rasanya udah gak enak aja" saya bicara sendiri sambil beranjak mematikan tv.
saya menuju ke taman belakang, melihat apa yang bisa saya kerjakan di siang yang panas ini..
baru beberapa langkah saya berjalan tiiba2..
bulu kuduk saya berdiri dan merinding.
"kenapa ini???"
saya merasakan hawa yang aneh.... kepekaan indra saya meningkat melebihi biasanya.
saya mendengar suara2 aneh tanpa wujud.. bukann.. ini bukan ulah jin..
tapi apa ini??..
tidakkk.. kenapa? ada apa dengan langitnya??
saya sudah berada di ambang pintu, saya mendongak melihat ke arah langit.. awan hitam pekat... bukan awan mendung yang gelap, awan yang saya lihat benar2 hitam pekat seperti tinta...
sedetik kemudian disusul hawa yang sangat dingin...
benar2 dingin, serasa kulit saya digiyur air es..
saya baru pertama merasakan kejadian seperti ini..
perasaan tidak enakkk, sangat tidak nyaman.. dan itu terjadi tiba2..
awan hitam itu bergulung2 seperti ombak...
ada rasa takut di hati saya,
mungkin kah akan ada badai? pertanyaan itu timbul di benak saya.
saya merogoh saku. melihat layar handphone menunjukan jam 13.30, artinya risa mungkin sudah pulang..
saya menelfonya. ......
tidak ada suara, saya mellihat ke layar hp. ternyata batrainya habis, saya berlari masuk kedalam rumah mencari charger, saya berusaha menghubungi risa untuk memastikan fenomena alam ini.
"siall... mati listrik" umpatku keras, mungkin akan terjadi badai sebentar lagi...
saya kembali ke halaman belakang, dan melihat langit. begitu banyak burung yang terbang kearah utara..
ini aneh... ini seperti getaran gaib, tapi berbeda dengan yang pernah saya rasakan sebelumnya...
semuanya menjadi gelap, aura2 di sekelilingku berubah gelap, kenapa ini?? ada apa? saya berjalan menuju pintu depan, saya mau melihat reaksi tetanga2ku tentang fenomena aneh ini..
saya mendengar suara pohon yang tertiup angin,, sebentar lagi mungkin hujan besar. saya membatin...
saya membuka pintu, dan melihat langsung di depan rumah yang menghadap jalan ada sebuah pemandangan yang mengerikan...
jin.. setann... atau apalah kalian menjuluki mereka.
saya melihat jin2 itu, dengan wujud dan bau mengerikan mereka, sangat banyakkk....
mereka memenuhi jalanan, mereka berjalan searah, entah menuju kemana, saya melihat jalan didepan rumahku penuh dengan makhluk halus, tanpa ada satupun kendaraan/manusia yang lewat. anehhh... ini sangat tidak biasa..
saya melihat sesosok kuntil anak menggandeng kuntilanak yang lebih kecil. sangat menakutkan.. saya melihat sesosok tubuh tanpa kepala dilehernya, dia berjalan sambil membawa kepalanya sendiri di tanganya, dia memegang rambut kepalanya dan membawanya berjalan bersama makhluk halus lain yang mungkin tidak terhitung jumlahnya..
saya tidak henti2nya membaca doa, melihat pemandangan yang menakutkan ini saya menjadi gentar..
banyak diantara makhluk2 itu yang melambai2 kepadaku, seolah mereka mengajaku pergi bersama mereka....
hawa tidak enak itu bertambah ketika jantung saya berdebar2 dengan sangat cepat...
saya menoleh melihat rumah tetanggaku yang jaraknya mungkin hanya 10 meter dari rumahku.
"astaghfirullah" saya seakan tidaj percaya dengan apa yang saya lihat..
rumah itu hancurrrrr ! ya roboh menjadi puing-puing!!
dimana pak sidiq dan keluarganya?
saya membatin, saya menoleh kearah lainya.
se..semuanyaaa! semua rumah roboh kecuali miliku..
kini jin2 itu tiba2 menghilang, entah sejak kapan mereka hilang, tadi banyak sekali jumlah mereka!
saya berjalan mendekati rumah pak sidiq tetanggaku dengan berlari.
ada apa sebenarnya..
rasa takut yang sudah lama tidak sayarasakan kembali,,
saya sangat sensitif dengan keselamatan seseorang, saya sangat takut melihat seseorang celaka . siapapun itu..
keringat benar2 membuat kaos hitam saya basah kuyup..
saya masih berlari, tapi kenapa tidak sampai2?, jarak rumah itu hanya sepuluh meter dari rumahku!, kenapa sangat lama saya untuk sampai kesana??.
kaki saya benar2 lemas karena rasa takut ini..
saya hanya berlari, saya mencari tau hal gila apa lagi yang menimpaku.
.
saya sudah sampai didepan puing rumah keluarga pak sidiq,
kosong... kemana pak sidiq dan keluarganya?
saya membongkar puing rumah itu mengangkat batu bata dan kayu2 besar yang sudah ambruk, berusaha melihat adakah korban dibawahnya, saya berteriak berusaha memanggil seseorang. entah siapa pun itu... saya berteriak minta tolong keras2.. percuma.. sunyi..
tidak ada seorang manusia pun..
saya mulai frustasi, saya berlari memeriksa satu persatu rumah tetanggaku.. kosong.. semuanya kosong...
saya terduduk di sebuah pelataran rumah milik tetanggaku..
jantung saya berdebar2 pengalaman ini sangat aneh saya rasakan, saya memejamkan mata berusaha kembali ke realitas...
saya memohon pertolongan yang maha kuasa mohon diberi petunjuk...
...
...
ada semilir angin sejuk yang saya rasakan sangat kontras dengan hawa panas udara sekitar..
saya membuka mata, mata saya tertuju pada sebuah mesin kipas yang berputar, saya melihat kesisi kiri, ahhhh saya berada di ruang tamu rumahku.. kesadaran saya masih belum pulih, keringat masih membanjiri tubuh saya, jantung saya masih berdetak dengan sangat cepat....
saya menoleh kearah kanan, karena merasakan tepukan di pipi saya dan seseorang memanggil saya..
"mas... bangun mas" , suara lembut itu menyadarkanku..
itu suara risa... saya melihat wajah ayunya..
"nduk!" saya sontak memeluknya.. sangat erat.. perasan takut masih menjalar ditubuhku,,
"mas ada apa?, ngimpi apa?, tadi ngigo kenceng banget" risa berkata sambil berusaha melepaskan pelukanku..
"jangan dilepas dulu, plis jangan dilepas" saya membisikan ketelinganya,
risa sepertinya paham dengan kondisi saya, dia membalas pelukanku dengan melingkarkan tangan kepundaku sambil mengelus pelan kepalaku...
sekitar 10 menit saya lebih tenang, saya memaksa otak saya untuk mengartikan kejadian itu adalah mimpi disiang bolong.
"mas, cerita ya kalo udah tenang" risa berbicara dengan lembut..
saya melepaskan pelukanku, dan menggeser posisi duduku, saya tertunduk berusaha mengingat mimpi tadi.
risa berdiri dan meninggalkanku, tak berapa lama kemudian dia kembali dengan segelas air putih..
"minum dulu mas" , risa menyodorkan gelas bening itu kepadaku. saya menerimanya dan menghabiskanya dalam satu tegukan.
saya menaruh gelas itu di meja, dan mengelap keringat yang membanjir di wajahku.
"jangan pake tangan, dasar cowok jorok" teguran itu sangat familiar ditelingaku. risa mengulurkan sapu tangan yang sama saat saya dan risa pertama bertemu, sapu tangan berwarna biru kotak2 yang selalu dia bawa, sapu tangan itu selalu dia sodorkan kepadaku disaat seperti ini..
saya mengelap keringat di wajah saya.
"aku tadi ngimpi, serem banget. dan aku rasa ini bukan sekedar mimpi.. ini petunjuk atau pertanda menurutku" saya kemudian menceritakan setiap detail mimpi yang saya alami. risa seperti biasa selalu memperhatikan setiap ceritaku..
"mas, mungkin emang ada maksudnya, mas emang diberi kelebihan indra, jadi ya memang mungkin bakal ada kejadian" risa memberikan pendapatnya kepadaku.
saya :"iya tapi apa itu?"
risa :"mas aja gak tau palagi aku yang cuma orang biasa, yang penting kita waspada aja ya" risa menaruh dagunya kepundaku, sambil menggenggam erat tanganku.
perlakuanya yang lembut membuatku merasa lebih tenang..
risa masih menemaniku sampai jam 5 sore, dan dia pamit untuk pulang, saya mengantarkanya pulang menggunakan pespa bututku, karena dia tadi diantar sopir untuk sampai kerumahku..
"mas, mampir dulu ya. udah lama kan gak ketemu ayah?" risa mengajaku masuk. saya mengiyakan ajakanya, karena memang setelah risa sembuh saya jadi jarang mampir karena kesibukan kelas 3 yang harus saya bagi dengan belajar ekstra..
om hamzah :"wahhh ini anak lanang dah lama gak mampir, sehat to le?"
ayahnya risa menyapaku saat sudah berada di ruang tamu.
saya :"sehat om, alhamdulillah"
beberapa hal kami obrolkan dengan om hamzah dan risa terutama tentang pendidikanku. intinya om hamzah bangga dengan pencapaianku saat ini.
saya hanya menanggapi obrolan itu dengan kata2 terimakasih dan kata2 singkat lainya. harus saya akui hati saya sampai saat itu masih terasa gelisah..
"yahh, mas rizal tadi dapet pertanda lewat mimpi" risa mengalihkan obrolan kami ke mimpi yang baru beberapa jam lalu saya alami..
risa menceritakan mimpi yang saya alami sesuai dengan apa yang saya ceritakan kepada risa.
om hamzah :"yaa gak heran, kalo saya sih percaya gak percaya, tapi yang namanya mimpi biasanya emang ada artinya. terutama kamu le, saya sdah dengar banyak tentang kamu dari almmarhum bapakmu juga.. awalnya saya gak percaya tapi risa juga mngalami hal kayak gitu sama kamu dulu, dan memang kita harus menyikapinya dengan waspada"
saya hanya mengangguk2 omongan om hamzah, jamsudah menunjukan pukul 18.00 sudah masuk jam shalat maghrib, saya meminta izin untuk melaksanakan shalat maghrib disana.
om hamzah :"ohh iya silahkan, sekalian bareng risa, saya mau pergi dulu,kebetulan hari ini piket tadi ada keperluan sebentar dirumah, tolong risa tetap kamu jaga ya" om hamzah kemudian berpamitan karena beliau harus piket dimana beliau berdinas sebagai seorang abdi negara.
.
saya dan risa melaksanakan shalat maghrib bersama, dan selepas shalat saya berdoa memohon petunjuk, saya yakin itu adalah pertanda. karena jika cuma mimpi biasa hati saya tidak akan segelisah ini.
saya masih merinding, perasaan takut sebenarnya masih sangat besar, tapi saya coba menahanya..
saya dan risa kembali keruang tamu untuk belajar bersama, tadi risa mengajaku untuk mengajarinya salah satu bab mapel matematika.
saya sudah biasa di rumah risa sampai larut malam, mungkin sedikit aneh orangtua membiarkan anak perawan semata wayangnya diperbolehkan bertemu teman laki2nya setiap saat bahkan sampai menginap. tapi begitulah, orangtua risa sudah sangat percaya kepadaku dan saya memang benar2 berniat menjaga risa dan menjaga kepercayaan itu.
selama bersama risa saya tidak bisa menyembunyikan kegelisahan saya..
"mas... masih gak enak rasanya?"
risa bertanya sambil membereskan bukunya.
saya :"iya"
risa :"emp.. jangan terlalu dijadiin beban ya mas "
risa berdiri dari posisi duduknya dan berjalan sambil membawa tumpukan bukunya, saya melihat risa memegangi tulang kakinya, dia seperti menahan sakit.risa memang belum sembuh total dari patah tulangnya, dia berjalan sedikit pincang dan sambil tertatih dia tersandung ujung meja dan....
happp... saya menangkapnya dari belakang.
"kakinya sakit lagi?" saya bertanya.
"iya mas, ngilu tapi gapapa kok, makasih mas, lepasin dong 😊 "
posisi tangan saya masih melingkar di perut risa.
saya melepaskan tangan saya dan memapah risa menuju kamarnya.
"sakit mas" risa mengeluh sambil memegangi kaki kananya.
saya tidak berkata apapun. saya memegang pingglnya dan mengangkatnya..
"loh mas.. turunin ah malu aku" risa sedikit tersipu.
"kamu kebanyakan gerak, kelasmu dilantai 2 kan?, jangan suka naik turun tangga kalo gak perlu, boleh aktifitas biasa tapi sabar sampe kamu bener2 pulih"
saya menggendong risa dengan posisi miring samping.
risa :"mas"
saya :"iya?"
risa :"makasih 😊 "
saya :" 😊 "
saya mendudukan risa di kasurnya, pintu kamar saya biarkan terbuka lebar, sebelumnya saya juga bilang kepada pak suroto dan mbok nem pembantu dirumah risa untuk izin mengantar risa ke kamarnya. agar tidak dikira macam2.
saya :"kamu tidur dulu aja ya, udah malem"
risa :"trus mas mau pulang?"
saya mengangguk
risa :"yahhh.. temenin sampe aku bablas ya mas" risa mulai merajuk.
saya mengiyakan permintaanya. saya duduk di meja belajar kamarnya sambil membaca sebuah novel karangan K.A Apilgate
saya dan risa berbicara beberapa hal sampai risa berhenti bertanya.. saya melirik kearahnya. ternyata dia sudah terlelap.
saya tersenyum melihat ekspresi tidurnya yang aneh.
saya menyelimutinya, rasa ngilu dikakinya mungkin karena udara malam itu yang cukup dingin..
saya memutuskan untuk pulang dan istirahat,
semula saya berharap semua akan baik2 saja..
tapi mungkin tidak malam itu..
.
saya sudah berada diatas kasur..
pikiran saya terus menerawang.. saya masih ketakutan. saya mencoba menghapus pikiran buruk itu. saya memejamkan mata, berusaha untuk tidur, atau berusaha mendapat penjelasan lewat mimpi. anehh awalnya saya kira saya akan sulit tidur.. tpi tidak untuk malam itu, saya dengan sangat cepat terlelap.
...
...
saya melihat, mendengar dan merasakan hawa..
hawa kematian...
ribuan orang mati.. perasaan ini seperti saat saya menerawang keberadaan bapak diaceh dullu.
banyak orang mati, banyak anak menjadi yatim, banyak orang kehilangan rumah !
tidak sebanyak peristiwa aceh.. tapi ini....
kejadian ini dilingkunganku!, saya melihat hampir semuanya..
saya bingung menjelaskanya, saya berada di ruangan putih tak berujung, tapi saya melihat, dan saya mendengar! saya juga merasakan.... sebuah bencana hebat!
apakah merapi? karena merapi kala itu juga sedang tebatuk-batuk..
saya merasakan getaran...
ini .... ini gempa bumi !!!!
deg....
saya teringat sesuatu..
saya teringat Risa!!!
ya kakinya kambuh, semalam dia sulit berjalan bahkan digerakan pun dia merasa kesakitan..
dan om hamzah beliau sedang tidak dirumah..
risa hanya dirumah bersama 2 orang pembantunya yang beliau berdua sudah cukup berumur!
.
HaHHH.... saya terjatuh dari kasur... saya melihat jam.. setengah 6 pagi!
"Brengsek kenapa malah siang banget bangunya!!" saya mengumpat. saya bahkan telat shalat subuh, bangun sesiang itu bukan merupakan kebiasaanku,
saya berlari sangat cepat untuk menuju garasi...
di pikiran saya hanya ada satu hal.
Risa....
"jangan teruang kembali, bencana yang mengambil orang2 terdekatku"
saya bergumam sambil menyalakan mesin pespaku menuju rumah risa...
"semoga jangan... jangan ada bencana lagi, kumohon jangan terulang kembali!"


Sumber Kaskus

Comments

Popular Posts